Rabu, 01 Juli 2020

Perjalanan di Masa Pandemi

Hari ini, Senin 29 Juni 2020 saya mengalami kegalauan. Maaf jika bahasa saya alay. Bagaimana tidak, setelah kurang lebih 3 bulan lamanya tak bisa ke Jogjakarta, akhirnya malam ini melihat tiket Palangka Raya - Yogyakarta untuk keberangkatan 30 Juni 2020. Seharusnya saya bahagia, namun dilain sisi, saya justru merasa dilema.

Sekedar mengingatkan, bahwa perjalanan di masa pandemi ini boleh dilakukan dengan beberapa syarat yaitu:
  1. Setiap penumpang wajib membawa kartu identitas diri.
  2. Selama perjalanan, penumpang wajib menggunakan masker dan melakukan physical distancing.
  3. Penumpang wajib memiliki surat yang menyatakan bebas dari Covid-19. Jika perjalanan dalam negeri, maka surat yang harus dibawa hanya Rapid test. Namun jika perjalanan luar negeri maka harus menggunakan surat PCR. Untuk masa berlaku surat tersebut berbeda. Jika Rapid test, berlaku selama 3 hari saja. Namun jika PCR berlaku selama 7 hari. Ternyata sejak 28 Juni 2020 (saya baru membaca di tanggal itu) kebijakan masa berlaku ini di revisi menjadi 14 hari untuk Rapid test.
  4. Dinyatakan bebas influenza, dengan menunjukkan surat keterangan bebas influenza dari dokter. Aturan ini berlaku bagi penumpang yang area bandar udaranya tidak terdapat Rapid test maupun PCR.
Dengan adanya peraturan yang seperti itu, maka perjalanan jadi semakin rumit. Beruntung akhirnya pihak Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya bekerja sama dengan Kimia Farma bisa mengadakan Rapid Test dilingkungan bandara. Hal ini tentu sangat membantu penumpang yang akan melakukan perjalanan. Jika sebelumnya waktu 1 hari sudah terbuang dengan rapid di rumah sakit, maka kini kita dapat langsung bepergian setelah rapid keluar.

Jadilah pagi ini saya berangkat pagi dari rumah agar bisa segera Rapid test. Sampai di bandara sekitar jam 07.00 WIB dan petugas Rapid sudah bersiap untuk memulai test. Saya mendapat antrian nomer 11. Saat giliran untuk diperiksa, jujur saya khawatir. Karena Covid-19 ini bisa tanpa gejala apapun, namun tiba-tiba bisa reaktif. Sampel darahpun diambil dan setelah menunggu sekitar 20 menit hasilnya keluar. Alhamdulillah negatif. Sehingga akhirnya saya dan suami bisa ke Jogjakarta.
Saat kami Rapid tadi, ada salah satu penumpang dengan nomor antrian 8 yang hasil Rapidnya reaktif. Otomatis penumpang ybs dilarang untuk melakukan penerbangan dan harus tes ke rumah sakit. Padahal secara tampilan, orangnya sehat dan tidak ada gejala apapun. Namun, karena hasil testnya reaktif, maka ybs dirujuk ke rumah sakit daerah.
Setelah selesai dengan Rapid, masuklah kami ke bagian check in. Namun mungkin kami yang datang kepagian sehingga petugas belum bersiap. Maklum saja, kami datang memang sebelum jam 08.00 WIB. Beruntung ruangannya bersih dan menarik. Bahkan di depan toiletnya menarik untuk tempat selfi.
Ternyata sebelum check in, kami harus ke bagian kesehatan untuk mengisi eHAC. Data-data yang dimasukkan, selain data pribadi kita juga diminta mengisi tujuan kita. Data ini selanjutnya akan kita serahkan saat pesawat mendarat di bandara tujuan. 
Lolos dari pengisian eHAC, maka kamipun melakukan check in seperti biasa dan berjalan menuju ruang tunggu. 
Dalam perjalanan menuju ruang tunggu, banyak terdapat pojok-pojok yang menarik untuk yang menyukai selfi. Salah satu pojok yang menarik adalah wisata Taman Nasional Sebangau.

Ada juga pojok untuk berfoto yang menunjukkan budaya khas Dayak.

Yang paling menarik adalah adanya taman baca di sebelah tempat bermain anak.

Area bermainnya nyaman. Tempatnya bersih dan aman. Anak-anak yang akan melakukan perjalanan dapat bermain dengan riang namun tetap bisa diawasi oleh orang dewasa karena tempat bermain anak ini berdekatan dengan tempat duduk di ruang tunggu.

Banyak toko yang masih tutup dilingkungan bandara ini. Bahkan Indopoint yang biasanya ramai, kini sepi. Beruntung saat rasa lapar menyapa, masih ada penjual mie instan dan kopi yang berjualan di area ruang tunggu. Usut punya usut, penjual diperbolehkan berjualan di area tersebut karena selama pandemi memang banyak toko di sekitar ruang tunggu yang memilih untuk tutup.
Untuk jadwal penerbangan, yang ada hanya 3 penerbangan. Yaitu pesawat Batik Air tujuan Yogyakarta, Lion Air tujuan Jakarta, dan Garuda tujuan Jakarta. Jumlah penumpang relatif sepi, padahal ini sudah memasuki musim liburan. Semoga pandemi ini segera berlalu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aryanta

 Kata Aryanta bermakna tegas, pendirian kuat, cenderung kaku dan keras kepala. Karena ada makna negatif, maka kami tambahkan nama Damar dala...