Kamis, 21 Mei 2020

Lebaran di tengah Pandemi

Januari 2020
Virus Corona pertama kali terdengar di wilayah Wuhan. Virus ini menyebabkan kota Wuhan ditutup. Dugaan sementara virus berasal dari pasar hewan ekstrim di wilayah ini. Dan tidak ada yang mengira virus ini akan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Awal Maret 2020 pemerintah Indonesia mengumumkan kasus positif pertama. Dua orang warga Depok. Menyusul kemudian pemerintah meliburkan aktivitas belajar mengajar selama dua minggu.
Kami sebagai pengajar di Kalimantan Tengah selalu berdoa semoga virus tidak sampai ke bumi Tambun Bungai ini. Siswa siswi juga berharap sekolah di sini tidak diliburkan. Karena semester ganjil kemaren, kami sudah mendapat libur karena kabut asap di tahun 2019.
Namun apadaya, virus ini akhirnya ada di Kalimantan Tengah. Menyusul kemudian pada 19 Maret 2020 sekolah kami juga libur. Pada tahap awal libur sampai 31 Maret. Padahal Ujian Nasional dijadwalkan pada 30 Maret. Beberapa siswa masih bisa berpikir positif bahwa pada 1 April kami bisa masuk sekolah lagi. Setelah edaran dari Gubernur untuk belajar dari rumah, muncul edaran dari Menteri Pendidikan bahwa Ujian Nasional untuk jenjang SMA juga resmi ditiadakan.
Mulailah pembelajaran secara online dilaksanakan. Minggu pertama anak-anak masih merasa antusias untuk kegiatan ini. Di minggu kedua, peserta pembelajaran online semakin menyusut. Kuota yang menjadi alasan utama. Pada akhirnya Bapak dan Ibu Guru mengalihkan metode pembelajaran dengan menggunakan Grup Whatsapp.
Dan ternyata kegiatan ini harus dilanjutkan sampai 14 April 2020 karena semakin banyak orang yang positif di Kalimantan Tengah. Bahkan pada akhirnya diperpanjang kembali sampai 28 April.
Awal bulan Ramadhan, dimana umat Islam mulai berpuasa. Virus Corona belum ada tanda-tanda akan mereda apalagi meninggalkan bumi Pertiwi. Jadilah selama bulan Ramadhan kegiatan berjamaah ditiadakan. Termasuk Shalat Tarawih dan Tadarus. Pasar Ramadhan yang biasanya setiap tahun menjadi event yang dinantikan, kini berubah menjadi pasar online.
Menjelang penghujung Ramadhan, Indonesia justru mencatatkan penambahan pasien positif terbanyak  yaitu sebanyak 973 pada 21 Mei 2020. Angka yang sangat besar dalam satu hari.
Hari ini H-2 Lebaran. Harusnya saya sudah berkumpul dengan keluarga. Namun impian untuk mudik tidak bisa dilakukan karena virus ini. Lebaran nantipun saya tidak bisa bertemu dengan siswa siswi sekalian karena virus ini juga. Virus ini benar-benar membuat kita semua menjalani kehidupan yang berbeda. Kalau dulu setiap Lebaran kita akan sibuk menyiapkan kue atau makanan, sibuk menjadwal rute silaturahmi, atau sibuk berkunjung ke tempat wisata, namun Lebaran kali ini kita hanya boleh melakukan semua melalui sosial media.
Semakin sedikit kita berinteraksi langsung dengan orang lain, semakin kecil kemungkinan kita tertular virus ini.

Semoga pandemi ini segera berakhir. Sehat lagi Bumiku...

Selasa, 19 Mei 2020

Belajar Menulis

Dari kecil saya memang sudah memiliki hobby membaca. Bahan bacaan saya adalah novel hasil meminjam dari teman orang tua. Kala itu novel yang saya baca adalah Wiro Sableng. Walau kadang ada beberapa teman orang tua yang berbohong dengan meminjamkan novel dewasa. Beruntung sebelum membaca, saya biasa bertanya pada orang tua apakah ini layak saya baca. Dan tentunya orang tua juga memlihkan bahan bacaan yang sesuai. Jika sedang beruntung, saya bisa membaca majalah dari pinjaman teman-teman yang memang biasa berlangganan majalah.

Memasuki masa remaja, hobby membaca saya semakin tersalurkan. Dengan mendatangi perpustakaan, saya semakin menyukai membaca. Karena sekolah kami berada di perbatasan Kalimantan Tengah dengan Kalimantan Barat, yang artinya berada di pelosok, waktu itu koleksi buku perpustakaan cenderung berupa buku-buku lama. Beruntung guru sejarah waktu itu sangat menyenangkan. Jadilah saya menyukai membaca buku sejarah.

Masa kuliah, saya mulai mengenal novel islami. Banyak kakak tingkat yang dengan suka rela meminjamkan novel pada saya. Di sela kegiatan perkuliahan, saya habiskan waktu dengan membaca novel. Namun, sampai sekarang saya tidak tahu alasan apa saya tidak menyukai novel Harry Potter. Banyak teman yang merekomendasikan ini, dan saya tetap tidak tertarik.

Selepas kuliah, saya menikah dan mengikuti suami ke tanah Jawa. Karena suami adalah seorang pustakawan, maka hobby membaca saya semakin tersalurkan. Mulai novel, komik, ensiklopedi, biografi, sampai buku anak-anak saya baca. Selain numpang "ngadem" di perpustakaan, sekalian nunggu suami pulang. Jadi sepulang kerja kami bisa jalan-jalan.

Akhir-akhir ini saya menemukan grup menulis di aplikasi biru. Banyak cerita yang ditulis di sana yang membuat saya berpikir untuk mencoba menulis. Kalau dulu semasa remaja hanya pernah membuat diary ala kadar, kali ini saya coba untuk menulis yang lebih teratur.

Harapan saya, tulisan-tulisan saya mendatang akan tetap bisa dibaca oleh anak cucu saya

Terima kasih sudah berkenan membaca. Kritik dan saran saya nantikan...🙏🙏🙏

Jumat, 15 Mei 2020

Hobby suami

Hai...
Namaku Norita
Ibu satu orang anak yang bernama Aryanta
Suamiku memiliki hobby membuat pappercraft. Banyak yang sudah dibuatnya. Bukan hanya pappercraft bus saja, melainkan mobil, kereta bahkan kendaraan imajinasi alias kendaraan yang modifikasinya masih dibayangkan pemiliknya.
Silakan bagi yang berminat untuk dibuatkan pappercraft, bisa dicari di aplikasi facebook dengan kata kunci Yudhistira AB Craft.
Terima kasih....

Aryanta

 Kata Aryanta bermakna tegas, pendirian kuat, cenderung kaku dan keras kepala. Karena ada makna negatif, maka kami tambahkan nama Damar dala...