Rabu, 10 Juni 2020

Resume Kuliah Online 5

Malam ini kami akan melanjutkan kegiatan di kelas menulis bersama Omjay. Kelas menulis ini menjadi salah satu hal yang saya tunggu setiap Senin, Rabu dan Jumat. Mengisi hari dengan berkunjung ke blog bapak/ibu guru dari seluruh Indonesia sekarang menjadi aktivitas yang menyenangkan.
Tentunya tambahan ilmu dari kelas menulis ini juga termasuk hal menyenangkan yang lain. Untuk malam ini, Rabu 10 Juni 2020 yang akan mengisi materi malam ini adalah Bapak Agung Pardini, seorang Konschooltant pada Madrasah 5.0, Master Teacher pada Sekolah Guru Indonesia,  serta Mentor pada Sekolah Kepemimpinan Bangsa Dompet Dhuafa. Beliau menyelesaikan Pendidikan Magister pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan segudang pengalaman sebagai mentor ataupun trainer, kami merasa sangat berbangga dapat belajar bersama beliau malam ini.

Beberapa Artikel Beliau

1. Sekolah Berbasis Masyarakat Jurnal Bogor, 17 Oktober 2009 Opini
2. Mengajar Siswa Gemar Membaca Radar Bogor, 8 Maret 2010 Opini
3 Pendidikan dalam Alienas Birokrasi
Koran Tempo, 16 Mei 2013 Opini - Advertorial
4. Transformasi Kelas Ajar, Opini Republika, Januari 2020


Buku yang sudah diterbitkan

1. Menabung Gula untuk Pendidikan (Saving Palm Sugars for The Education) MM – JICA, 2010 Bersama tim Masyarakat Mandiri
2. Penyulut Jiwa di Kampung Hatta Makmal DD, 2012 Bersama Surya Hanafi, dkk
3. Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Raganya Makmal DD, 2012 Bersama Purwo Udiutomo
4 Sekolah Ramah Hijau Makmal DD, 2013 Bersama Zayd Sayfullah, dkk
5 Besar Janji daripada Bukti Makmal DD, 2013 Bersama tim
6 Bagaimana ini Bagaimana itu Makmal DD, 2014 Bersama tim Makmal



Pengalaman menjadi PEMBICARA/NARASUMBER (Non-Training)

1 Konferensi Nasional Sejarah VIII, dengan membawakan makalah yang berjudul “Media Islam Revivalis” Jakarta, 2006 800 orang Kembudpar dan MSI
2 Seminar Pendidikan : Gelipa untuk Pendidikan Sukabumi, 2 Februari 2010 100 orang MM – JICA
3 Lokakarya Daerah Gerakan Rakyat KAMMI Bogor Bogor, Maret 2010 30 orang KAMMI IPB
4 Seminar: Menjadi Remaja Muslim Trendsetter Sentul,22 Agustus 2010 150 orang
5 Talkshow: Seni dalam Sejarah Islam Bogor, Agustus 2012 200 orang (siswa) Sekolah Bosowa Bina Insani Bogor
6 Simposium Pendidikan Nasional Depok, 30 Oktober 2013 200 orang Makmal Pendidikan DD
7 Seminar Pendidikan dan Museum Jakarta, November 2015 150 orang Museum se-DKI Jakarta
8 Studium General School Master Teacher Makassar, Mataram, Padang, dan Medan, 2015 Sekolah Guru Indonesia DD
9 Seminar Nasional Ikatan Mahasiswa Kependidikan Seluruh Indonesia Semarang, 2016 500 orang IMAKIPSI
10 Seminar Pendidikan Ikatan Mahasiswa Kependidikan Seluruh Indonesia Tingkat Sumatera Palembang, 2016 300 orang IMAKIPSI
11 Seminar Nasional Pendidikan Klaten, 2016 200 orang Universitas Widya Klaten
12 Seminar dan Workshop Keguruan Bogor, 2017 200 orang UIKA Bogor
13 Social Leader Training Tingkat Nasional Bogor 2018 100 orang Sekolah Kepemimpinan bangsa
14 Future Leader Camp 2019
15. Young Leader Camp 2019 di Bandung, Bogor, dan Lubuk Linggau
16. Young Leader Regional Camp di Solo 2019
17. Muktamar Young Leader di Semarang 2020
18. Sociopreneur Camp 2019 di Yogya
19. Studium Generale Sekolah Pasca Sarjana UNY, 2020
20. Studium Generale UNNES 2020
21. Studium Generale PGSD UNNES Tegal 2020
22. Seminar Pendidikan di UNPAS Bandung, 2020


Pengalaman PEMATERI PELATIHAN GURU (Public Training)

1 Publik Training (Hari Guru)
Tema: Kondisi Guru Indonesia Bogor, 25 November 2008
2 Publik Training (Hari Guru)
Tema: Guru Bergerak Depok, 25 November 2009
3 Publik Training (Hari Guru)
Tema: Pembelajaran Efektif Jakarta, 25 November 2012
4 Publik Training (One Trainer Interactive Show)
Tema: Inspirasi Guru untuk Bangsa Aula Kantor Gubernur NTB,
1 Agustus 2010
5 Publik Training dalam rangka Launching buku “Besar Janji daripada Bukti”, Tema: Guru Kreatif Maros dan Garut, November – Desember 2013
6. Publik Training, Guru Kreatif di Serang Banten, 2014
7. Publik Training, Guru Kreatif di Lhokseuwe Aceh, 2014
7.Pelatihan Guru Pertamina di Cirebon, 2019
8. Indonesia Teacher Leader Camp 2020 di Sulawesi Selatan

Berikut adalah pemaparan dari beliau.

Saya saat ini bekerja di Dompet Dhuafa. Berdasarkan pengalaman saya bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa. Kita terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya.

Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana. Terdapat beberapa kendala:

1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.

2. Penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office

3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.

4. Ejaan yang (belum) disempurnakan

Berdasarkan pengalaman saya bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa. Kita terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya.

Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana.

Nah bagaimana cara kita mengatasi kendala ini?

Salah satunya adalah dengan model pendampingan intensif.

Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih setahun.

Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang kami kerjakan buat pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan.

Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa kita berikan kepada guru-guru di pelosok.

Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya

Terkait dengan percetakan, alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa.

Buku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan.

Ahamdulillah buku-buku ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain.

Kami punya genre buku-buku yang lain. Sifatnya adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru-guru di daerah pelosok.

Pernah ada guru muda kami yang meninggal dalam tugas di penempatan.

Dan saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada buku di atas (warna coklat).

Akhirnya nama beliau kami abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI.

*Jamilah Sampara Award*

Hampir semua buku-buku yang kami terbitkan adalah antologi, nulis bareng-bareng.

Nah bagaimana cara mengajarkan guru-guru kami menulis?

Kami punya cara yang unik.

Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru"

Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI.

Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan.

Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tasi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi.

Jadi ini bisa jadi semacam refleksi dan evaluasi.

Ini mirip sekali dengan kebiasaan menulisnya *Om Guru Wijaya Kusuma*, yang senang menulis cerita harian di group ini...


Saluuut.. 👍🏻👍🏻

Melalui jurnal ini, kita pun para pengelola dan dosen jadi tahu ttg perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka.

Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling.

Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati... macam-macam ceritanya.

Namun ini tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca.

Kebiasaan menulis jurnal harian ini, Guru jadi terlatih buat menulis.

Kalau gak banyak baca, ya gak bakal banyak menulis.

Ini melatih kepekaan literasi mereka.


Makanya kita adal bedah buku rutin. Ada yang harian, ada yang pekanan.

Dalam proses pembinaan guru di SGI, setiap pagi kita ada apel.

Nah, 
Yang bertugas sebagai pembina apel (bergantian), dialah yang akan memberi kajian bedah buku.


Gak harus yang berat-berat, novel pun bisa.

Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi".

Yakni memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh.

Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru.


Kami sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri.

Beberapa pertanyaan yang didiskusikan malam ini antara lain
1. Beberapa langkah yang dilakukan dalam menyediakan referensi bagi guru di daerah antara lain Dompet Dhuafa setiap tahun mendapat donasi buku. Selain itu pemerintah juga sudah dari dulu mengirimkan buki ke sekolah-sekolah marjinal.
2. Untuk buku-buku Dompet Dhuafa kini sudah tersedia secara online.
3. Bapak/Ibu guru wajib bisa memiliki kemampuan menulis. Bisa berupa PTK, Jurnal Penelitian, Cerpen dan Puisi, maupun LKS dan bahan ajar.

Kesimpulan malam ini adalah

1. Merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.

2. Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong setia, butuh komunitas.

3. Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".

2 komentar:

Aryanta

 Kata Aryanta bermakna tegas, pendirian kuat, cenderung kaku dan keras kepala. Karena ada makna negatif, maka kami tambahkan nama Damar dala...